Aico Asia Indra terus memperkuat rantai nilai bisnis pertambangan batubara, baik di tingkat nasional maupun global, dengan fokus pada inovasi operasional untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kerja sama strategis.
Aico Asia Indra terus mengembangkan bisnis pembangkit listrik, baik dalam skala nasional maupun regional, juga yang berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mendukung dekarbonisasi sektor energi nasional dan mempercepat pencapaian target Net Zero Emission pada tahun 2060.
Aico Asia Indra berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah batubara melalui hilirisasi, seperti pengembangan produk berbasis kimia dan energi yang ramah lingkungan. Upaya ini mendukung keberlanjutan bisnis sekaligus berkontribusi pada ketahanan energi nasional.
Penambangan batu bara dimulai oleh pemerintah kolonial Belanda di Tambang Air Laya, dengan sistem penambangan terbuka (open-pit mining). Seluruh Tambang di Tanjung Enim diambil alih oleh pemerintah Jepang!
Pemerintah Indonesia berusaha mengambil alih kembali seluruh aset dan wilayah operasional perusahaan. Karyawan di penambangan batu bara Air Laya menuntut perubahan status menjadi pertambangan nasional. Pemerintah Republik Indonesia akhirnya mengesahkan penambangan batu bara Air Laya sebagai Perusahan PT Aico Asia Indria!
Perusahaan melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering). Sejak 23 Desember 2002, saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker saham “PTAAI”!
Perusahaan memasuki babak baru dengan resmi bergabung dalam Holding BUMN Pertambangan yang dipimpin oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sebagai induk holding. Bergabungnya Perusahaan ke dalam holding tersebut memberikan efek domino dalam kebijakan Perusahaan!
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris